Tradisi Sadranan
MingkingNews -Sadran berasal dari tradisi hindu-budha,terdapat juga tradisi serupa dengan nyadran yaitu tradisi craddha,setelah agama islam masuk ke indonesia pada abad ke 13,walisongo menggabungkan tradisi tersebut pada dakwah yang mereka lakukan dengan tujuan agar agama islam lebih mudah diterima oleh masyarakat dan tidak berbenturan dengan kepercayaan dan tradisi yang sudah ada.
Para wali tidak menghapus atau menghilangkan tradisi nyadran, akan tetapi menyelaraskan dan mengisinya dengan ajaran-ajaran islam, sebagai contoh misalnya tradisi craddha pada masa hindu-budha biasanya menggunakan puji-pujian dan sesaji sebagai perlengkapan ritualnya, kemudian pada tradisi nyadran para wali menggantinya dengan membaca ayat al-quran, tahlil dan doa, ditambah dengan acara makan bersama yang merupakan acara selamatan atau kenduri.
Bagi masyarakat jawa, kegiatan tahunan yang bernama nyadran atau sadranan merupakan ungkapan refleksi sosial-keagamaan. hal ini dilakukan dalam rangka menziarahi makam para leluhur. ritus ini dipahami sebagai bentuk pelestarian warisan tradisi dan budaya para nenek moyang. nyadran dalam tradisi jawa biasanya dilakukan pada bulan tertentu, seperti menjelang bulan ramadhan, yaitu sya’ban atau ruwah.
Nyadran dengan ziarah kubur merupakan dua ekspresi kultural keagamaan yang memiliki kesamaan dalam ritus dan objeknya. perbedaannya hanya terletak pada pelaksanaannya, di mana nyadran biasanya ditentukan waktunya oleh pihak yang memiliki otoritas di daerah, dan pelaksanaannya dilakukan secara kolektif. tradisi nyadran merupakan simbol adanya hubungan dengan para leluhur, sesama, dan yang mahakuasa atas segalanya. nyadran merupakan sebuah pola ritual yang mencampurkan budaya lokal dan nilai-nilai islam, sehingga sangat tampak adanya lokalitas yang masih kental islami.
Budaya masyarakat yang sudah melekat erat menjadikan masyarakat jawa sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dari kebudayaan itu. dengan demikian tidak mengherankan kalau pelaksanaan nyadran masih kental dengan budaya hindhu-buddha dan animisme yang diakulturasikan dengan nilai-nilai islam oleh wali songo.
Untuk masyarakat Mingking sadranan di lakukan tiap tanggal 25 Ruwah dan di lakukan turun temurun. Sekian dulu ya jangan lupa besok datang !
Post a Comment for "Tradisi Sadranan "